Indonesia Railway News - Pada awalnya , kereta api Sidomukti ini diluncurkan dalam rangka membantu meningkatkan okupansi kereta api rute Solo - Yogyakarta dan sebaliknya . Sebenarnya, pada rute ini, telah tersedia rangkaian kereta api komuter seperti Prambanan Ekspres, Sriwedari, dan Madiun Jaya. Namun, tidak jarang ada penumpang yang kehabisan tiket kereta api tersebut karena okupansi yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, menjelang libur Natal 2013 dan Tahun Baru 2014 lalu, PT KAI Daop (Daerah Oprasional) VI Yogyakarta meluncurkan KA Sidomukti .
Awalnya, kereta api tambahan yang menggunakan rangkaian kereta api Senja Utama Solo ini hanya akan dijalankan selama masa liburan tersebut. Namun, atas berbagai pertimbangan, akhirnya pengoperasian KA Sidomukti dijadikan perjalanan kereta api reguler. Perjalanan kereta api ini juga pernah mengalami perpanjangan hingga Stasiun Kutoarjo , dengan satu kali perjalanan dari Solo Balapan dan satu kali perjalanan dari Kutoarjo. Namun, belakangan ini rutenya dikembalikan menjadi Solo Balapan - Yogyakarta dengan dua kali perjalanan dalam sehari. Sedangkan untuk ruteLempuyangan/Yogyakarta-Kutoarjo Pulang Pergi , diluncurkan kereta api Ajisaka, yang kini sudah tidak beroperasi.
Kereta api ini membawa 7 gerbong bisnis AC (K2) , 1 gerbong makan (MP2), dan sebuah gerbong bagasi (B) yang dialokasikan di dipo kereta api Solo Balapan . Rangkaian kereta api ini meminjam dari rangkaian kereta api Senja Utama Solo. Dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam, kereta api ini berhenti di 5 stasiun , yaitu stasiun Solo Balapan, Purwosari , Klaten , Lempuyangan , dan Yogyakarta .
Nama "Sidomukti" sendiri berasal dari istilah Jawa , sido artinya 'jadi , terlaksana', mukti artinya 'mulia, makmur'. Sidomukti adalah motif batik khas Solo dengan filosofi bahwa KA ini nantinya menjadi kereta yang selalu langgeng dan tetap makmur. Nama tersebut sengaja mengangkat kearifan lokal budaya khas Solo terutama yang kental dengan nuansa batiknya.
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar